CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

18 Mar 2013

Hubungan Diabetes Mellitus dengan gagal ginjal

-->
Seperti yang saya katakan di postingan sebelumnya kalo ayah saya menderita penyakit diabetes dan komplikasinya ke jantung dan ginjal. Sedikit penjelasan kenapa bisa sampai berkomplikasi ke jantung. Jadi singkatnya begini, sel-sel darah penderita diabetes tidak sama denagn orang normal. Istilah kesehatannya viskositas atau kekentalan darah penderita diabetes ini adalah pekat karena sel-sel darahnya mengandung glukosa. Ketika jantung memompa darah untuk diedarkan ke seluruh tubuh, pertama-tama si jantung masih bisa mentolerir kepekatan darah. Karena kita tahu kembang kempisnya si jantung akan berpengaruh dengan kepekatan darah itu sendiri. Dan lama-lama jantung akan capek juga karena memompa darah yang mengadung glukosa. Akhirnya jantung yang awalnya memompa darah dengan cepat lama-lama akan semakin pelan dan darah yang dipompa keseluruh tubuh dan paru2 juga tidak maksimal. Hasilnya jantung akan membengkak yang kita sebut dengan kardiomegali. Karena jantung membesar maka akan mempersempit tempat paru-paru yang dapat menyebabkan sesak dan sulit bernafas. Kurang lebih seperti itu hubungan diabet dan jantung
.
Tapi lebih saya jelaskan lagi disini hubungan diabet dengan gagal ginjal. Telah kita ketahui bahwa faktor pemicu terjadinya gagal ginjal diantaranya adalah hipertensi,stroke,kanker,lupus,dan tidak ketinggalan Diabetes!
Komplikasi kronis diabetes melitus (DM) terutama disebabkan gangguan integritas pembuluh darah dengan akibat penyakit mikrovaskuler dan makrovaskuler. Komplikasi tersebut kebanyakan berhubungan dengan perubahan-perubahan metabolik, terutama hiperglikemia. Kerusakan vaskuler merupakan gejala yang khas  sebagai akibat DM, dan dikenal dengan nama angiopati diabetika. Makro- angiopati (kerusakan makrovaskuler) biasanya muncul sebagai gejala klinik berupa penyakit jantung iskemik dan pembuluh darah perifer. Adapun mikro- angiopati (kerusakan mikrovaskuler) memberikan manifestasi retinopati, nefropati dan neuropati.
Nefropati diabetik merupakan manifetasi mikroangiopati pada ginjal yang ditandai dengan adanya proteinuri (mula-mula intermiten kemudian persisten), penurunan GFR ( glomerular filtration rate) peningkatan tekanan darah yang perjalanannya progresif menuju stadium akhir berupa gagal ginjal terminal.
Berbagai teori tentang patogenesis nefropati diabetik adalah peningkatan produk glikosilasi dengan proses non enzimatik yang disebut AGEs (Advanced Glicosylation End Products), Peningkatan reaksi jalur poliol (polyol pathway), glukotoksisitas (oto-oksidasi), dan protein kinase C memberikan kontribusi pada kerusakan ginjal.
Kelainan glomerulus disebabkan oleh denaturasi protein karena tingginya kadar glukosa, hiperglikemia dan hipertensi intraglomerulus. Kelainan/perubahan terjadi pada membran basalis glomerulus dengan proliferasi dari sel-sel mesangium. Keadaan ini akan menyebabkan glomerulosklerosis dan berkurangnya aliran darah, sehingga terjadi perubahan-perubahan pada permeabilitas membran basalis glomerulus yang ditandai dengan timbulnya albuminuria.
Beberapa studi cross-sectional dan longitudinal telah mengidentifikasi adanya beberapa faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan risiko utama dari nefropati diabetik. Faktor-faktor risiko tersebut antara lain  : hipertensi, glikosilasi hemoglobin, kolesterol, merokok, peningkatan usia, resistensi insulin, jenis kelamin, ras (kulit hitam), dan diet tinggi protein.
Hasil penelitian
Faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian gagal ginjal terminal pada penderita DM adalah hipertensi diastolik (OR : 15,03; 95%CI : 2,25-100,43) dan kadar kholesterol total (OR : 11,61; 95%CI : 1,69-79,83). Nilai sumbangan secara bersama kedua variabel tersebut terhadap kejadian gagal ginjal terminal sebesar 27%.
Pada penelitian ini tidak didapatkan/tidak terbukti memiliki kemaknaan hubungan terhadap progresivitas terjadinya gagal ginjal terminal pada penderita DM adalah variabel lamanya menderita DM, hipertensi sistolik,  kadar gula darah puasa, kadar gula darah 2 jam post prandial, kadar trigliserida dan kebiasaan merokok.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan :
1.Kepada masyarakat khususnya penderita DM, agar selalu melakukan pemeriksaan atau kontrol tekanan darah, dan kadar kolesterol total  secara rutin serta menjaganya pada kondisi yang normal.
2.Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan variabel glikosilasi hemoglobin (HbA1c) sebagai dasar dalam menentukan terkontrol tidaknya kadar gula darah pada penderita  DM.
3.Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan rancangan penelitian yang lebih baik seperti studi kohort dengan sampel yang lebih besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar