CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

20 Mar 2013

cara mengukur IQ bayi

“Ente gak nyambungan banget sih jadi orang, masa’ baru tadi diomongin sekarang udah lupa. Ujian begitu gampangnya ente kagak bisa..ckckckck”.  “maap gan, IQ ane rendaah” T_T. Hahahahaha. Onengers...kita  pernah kan test IQ, itu loh yang jawab soal dan pilihan buanyaaak buanget sampe kesel. Kalo mau test IQ pasti disuruh maem dulu, biar ntar pas jawab soal kagak jatoh pingsan ato ketiduran. Hehehe kata “test IQ”  mungkin udah biasa kita dengar, disekolah, di kantor, di kampus dan dimana2 biasa ada. nah, tapi pernahkah kalian berpikir seorang bayi punya IQ berapa? Bisakah bayi diukur IQ nya dan bagaimana caranya? Masa’ iya si bayi disuruh pegang pulpen sambil gambar2 sampe kesek kaya kita.. (ketahuan kan IQ ente berapa..hahaha) Hayooo...pasti kalian yang gak pernah kepikiran pas baca artikel saya sekarang lagi “manggut-manggut” sambil bilang ooh...iyaa ya..si tata bener juga. Huahahaha. IQ ente berape sih gan? Oneng banget jadi orang.
Okelah, sini saya kasih inpo lagi seputar IQ pada bayi, biar ente kalo udah punya anak kagak bingung lagi itu anak nanti kalo udah gede jadinya pinter apa enggak. huahahaha
Jakarta, Tes IQ biasanya digunakan untuk mengetes tingkat kecerdasan seseorang dan sudah mulai dilakukan pada anak usia sekolah. Tapi ternyata tes IQ juga bisa dilakukan pada bayi. Bagaimana caranya?

Ada banyak faktor yang dapat menentukan tingginya tingkat kecerdasan atau IQ (Intelligence Quotient) pada anak, antara lain gen, usia ibu saat melahirkan, ASI, mendengarkan musik sejak dalam kandungan dan video pendidikan untuk bayi.

Dengan melakukan tes IQ sejak bayi, orangtua bisa menilai kemampuan kognitif anak sejak dini. Tapi untuk mengukur tingkat kecerdasan yang sebenarnya, orangtua harus menunggu sampai anak mendekati usia sekolah, sekitar 5 tahun.

Dilansir dari Livestrong, berikut beberapa tes yang dapat dilakukan untuk mengukur IQ bayi:

1. Wechsler Intelligence Scale for Children (WISC)
Menurut Brainy Child website, Wechsler Intelligence Scale dapat mengukur kecerdasan anak. Tes Wechsler bisa diberikan untuk anak usia 6 bulan ke atas. Tes ini dapat dilakukan tanpa membaca atau menulis.

Pada tes Wechsler, anak diukur kemampuan pemahaman verbal, penalaran perseptual, pengolahan kecepatan dan memori, antara lain dengan mengumpulkan balok, angka atau gambar dalam pola menurut model atau meminta mengulangi kata-kata yang diucapkan oleh penguji.

WISC digunakan tidak hanya sebagai tes kecerdasan, tetapi juga sebagai alat klinis. Banyak praktisi kesehatan menggunakannya untuk mendiagnosis gangguan hiperaktif (ADHD) dan ketidakmampuan belajar pada

2. Tes IQ Fisher-Price
Perusahaan mainan Fisher-Price mengembangkan tes kecerdasan untuk bayi. Dorothy Einon, komisaris Fisher-Price sekaligus profesor psikologi di University of London mengembangkan tes ini untuk bayi berusia 6 bulan sampai 1 tahun.

Pada tes ini, diberikan 10 pertanyaan untuk orangtua, yang dapat membantu menentukan bagaimana perkembangan kecerdasan bayinya dibandingkan dengan kecerdasan bayi rata-rata.

Dalam tes tersebut, orangtua diminta untuk menilai perilaku bayi, seperti bagaimana bayinya bermain dengan boneka beruang, apakah sang bayi dapat memainkan jenis permainan tertentu dan bagaimana bayi menanggapi jika namanya dipanggil.

3. Bayley Scales of Infant Development (BSID)
Bayley Scales of Infant Development (BSID) secara luas digunakan untuk menilai perkembangan balita. Menurut Healthline.com, BSID digunakan untuk anak-anak dari usia 1 bulan sampai 42 bulan untuk mengukur kemampuan kognitif, motorik (halus dan kasar), bahasa (reseptif dan ekspresif) dan pengembangan perilaku balita.

Bagian kognitif dari tes ini menilai kemampuan seperti ketajaman sensori, memori belajar dan pemecahan masalah, serta vokalisasi dan pembentukan konsep-konsep matematika. Tes ini juga membantu mendiagnosa dan mengobati balita dengan cacat pertumbuhan dan keterbelakangan mental.

Tes ini terdiri dari serangkaian tugas dan permainan yang membutuhkan waktu antara 45-60 menit. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tersebut kemudian akan dikonversi dalam skala nilai dan skor komposit. Skor ini digunakan untuk menentukan kinerja anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar