Seperti yang saya katakan di postingan sebelumnya kalo ayah saya
menderita penyakit diabetes dan komplikasinya ke jantung dan ginjal. Sedikit
penjelasan kenapa bisa sampai berkomplikasi ke jantung. Jadi singkatnya begini,
sel-sel darah penderita diabetes tidak sama denagn orang normal. Istilah
kesehatannya viskositas atau kekentalan darah penderita diabetes ini adalah
pekat karena sel-sel darahnya mengandung glukosa. Ketika jantung memompa darah
untuk diedarkan ke seluruh tubuh, pertama-tama si jantung masih bisa mentolerir
kepekatan darah. Karena kita tahu kembang kempisnya si jantung akan berpengaruh
dengan kepekatan darah itu sendiri. Dan lama-lama jantung akan capek juga
karena memompa darah yang mengadung glukosa. Akhirnya jantung yang awalnya
memompa darah dengan cepat lama-lama akan semakin pelan dan darah yang dipompa
keseluruh tubuh dan paru2 juga tidak maksimal. Hasilnya jantung akan membengkak
yang kita sebut dengan kardiomegali. Karena jantung membesar maka akan
mempersempit tempat paru-paru yang dapat menyebabkan sesak dan sulit bernafas.
Kurang lebih seperti itu hubungan diabet dan jantung
.
.
Tapi lebih saya jelaskan lagi disini hubungan diabet dengan gagal
ginjal. Telah kita ketahui bahwa faktor pemicu terjadinya gagal ginjal
diantaranya adalah hipertensi,stroke,kanker,lupus,dan tidak ketinggalan
Diabetes!
Komplikasi kronis diabetes melitus (DM) terutama disebabkan
gangguan integritas pembuluh darah dengan akibat penyakit mikrovaskuler dan
makrovaskuler. Komplikasi tersebut kebanyakan berhubungan dengan
perubahan-perubahan metabolik, terutama hiperglikemia. Kerusakan vaskuler
merupakan gejala yang khas sebagai akibat DM, dan dikenal dengan nama
angiopati diabetika. Makro- angiopati (kerusakan makrovaskuler) biasanya muncul
sebagai gejala klinik berupa penyakit jantung iskemik dan pembuluh darah
perifer. Adapun mikro- angiopati (kerusakan mikrovaskuler) memberikan
manifestasi retinopati, nefropati dan neuropati.
Nefropati diabetik merupakan manifetasi mikroangiopati pada ginjal
yang ditandai dengan adanya proteinuri (mula-mula intermiten kemudian
persisten), penurunan GFR ( glomerular filtration rate) peningkatan tekanan
darah yang perjalanannya progresif menuju stadium akhir berupa gagal ginjal
terminal.
Berbagai teori tentang patogenesis nefropati diabetik adalah
peningkatan produk glikosilasi dengan proses non enzimatik yang disebut AGEs
(Advanced Glicosylation End Products), Peningkatan reaksi jalur poliol (polyol
pathway), glukotoksisitas (oto-oksidasi), dan protein kinase C memberikan
kontribusi pada kerusakan ginjal.
Kelainan glomerulus disebabkan oleh denaturasi protein karena
tingginya kadar glukosa, hiperglikemia dan hipertensi intraglomerulus.
Kelainan/perubahan terjadi pada membran basalis glomerulus dengan proliferasi
dari sel-sel mesangium. Keadaan ini akan menyebabkan glomerulosklerosis dan
berkurangnya aliran darah, sehingga terjadi perubahan-perubahan pada
permeabilitas membran basalis glomerulus yang ditandai dengan timbulnya
albuminuria.
Beberapa studi cross-sectional dan longitudinal telah
mengidentifikasi adanya beberapa faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan
risiko utama dari nefropati diabetik. Faktor-faktor risiko tersebut antara
lain : hipertensi, glikosilasi hemoglobin, kolesterol, merokok,
peningkatan usia, resistensi insulin, jenis kelamin, ras (kulit hitam), dan
diet tinggi protein.
Hasil penelitian
Faktor risiko yang terbukti berpengaruh terhadap kejadian gagal
ginjal terminal pada penderita DM adalah hipertensi diastolik (OR : 15,03;
95%CI : 2,25-100,43) dan kadar kholesterol total (OR : 11,61; 95%CI :
1,69-79,83). Nilai sumbangan secara bersama kedua variabel tersebut terhadap
kejadian gagal ginjal terminal sebesar 27%.
Pada penelitian ini tidak didapatkan/tidak terbukti memiliki
kemaknaan hubungan terhadap progresivitas terjadinya gagal ginjal terminal pada
penderita DM adalah variabel lamanya menderita DM, hipertensi sistolik,
kadar gula darah puasa, kadar gula darah 2 jam post prandial, kadar
trigliserida dan kebiasaan merokok.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disarankan :
1.Kepada masyarakat khususnya penderita DM, agar selalu melakukan
pemeriksaan atau kontrol tekanan darah, dan kadar kolesterol total secara
rutin serta menjaganya pada kondisi yang normal.
2.Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan variabel glikosilasi
hemoglobin (HbA1c) sebagai dasar dalam menentukan terkontrol tidaknya kadar
gula darah pada penderita DM.
3.Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan rancangan penelitian
yang lebih baik seperti studi kohort dengan sampel yang lebih besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar