CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

23 Agu 2014

fase

Aku mencoba mengerti semua dan segala cita2mu, pikiranmu, idealismu, dan egomu. Semua kupahami dg baik, aku mempelajari sifatmu, bagaimana cara berpikirmu, kerasmu, kekuranganmu serta kelebihanmu. Semua kupahami dg apik.
Bahkan setiap jengkal kekuranganmu yg kadang tak bisa kuterima dg otak yg jernih, setiap sifat jelekmu yg melekat yg kadang sulit untuk kunalar dg pikiran dinginku, setiap pikiran idealismu yg tak bisa kutangkap dg pemahamanku, aku selalu menerimanya dg penerimaan yg tulus. Aku juga heran kenapa bisa?
Hanya saja yg kutahu, dg aku mencintai setiap kekuranganmu, aku bisa lebih mencintai kelebihanmu, dg aku menerima sifat burukmu, aku bisa lebih menerima segala kebaikanmu..
Itulah aku, tak peduli jika orang2 berkata aku terlalu naif, tak peduli biar orang2 menganggapku booh. 
Biarpun dikala kenyataan memang selalu menyakitkan..aku tetap seperti ini, jadi biar aku yg jadi kisah indahmu, tak peduli dg siapa sekarang kau bahagia, aku tetap disini.. Entah sampai kapan.. Menunggu mimpiku yg hilang...

14 Agu 2014

iya

iya aku lebay
melebay-kan perasaan

tapi semoga,
suatu saat kau pun tau
seperti apa hakikat kesetiaan itu ada


ini sekeranjang puisi untukmu Le



Ini sekeranjang puisi untukmu Le,
Apa kabarmu di sana?
Semua ini tentangmu, kau harus tahu
Siapa lagi aku bercerita kalau bukan tentang kau.
Ya, tak ada lagi kaupun juga sudah pasti tahu

Bagaimana kabar senja di Jakarta?
Apa masih sama dengan yang kau dapat di sini,
Kala hujan, dingin dan basah
Bukankah juga kemarin kita berpisah di awal senja bersama hujan?

Dan hujan di kala itu,
Aku masih mengenangnya
Dimana kau mencium keningku dengan sayu
Wajah yang basah di bawah gerimis
Aku mengusapnya, kau pun tersenyum
Aku menahannya, menahan biar hujan dari mataku tak juga jatuh
Agar kau tak sedih meninggalkanku

Tak kah kau tanyakan kabar senja di sini Le?
Masih sama kurasa.
Senja disini tetap dingin, bahkan semakin dingin karna kepergianmu
Aku rindu pada senja yang ada pada dirimu, tak kah kau juga rindu padaku?
Tapi aku bisa apa?

Ini, kubuatkan sekeranjang puisi untukmu Le,
Jangan bersedih,
Dengan ini semoga
Senja di hati kita tak dingin lagi
Dengan ini kuharap
Kita masih bisa mencium bau tanah yang diguyur hujan
Dengan bau yang sama
hujan dan senja di jakartamu, dan di malangku berada
Karna hujan aku mengingatmu, karna senja kaupun akan mengingatku

(sekeranjang puisi, jakarta-malang _ tata chan _ march 2, 2014 on August 12, 2014)

Dingin



Juli ini dingin, sedingin kota es
Kau tahu? Kota es itu seperti apa?
Ah, aku hanya membayangkan saja
Juli ini dingin, kawan
Benar-benar dingin
Entah karena hatiku yang terluka atau aku yang kesepian
Rasanya dingin saja kawan,
Tidakkah kau juga merasakan?

Aku menggigil,
Kenapa malang begitu dingin begini
Apa mau eropa dibawa kemari kawan?
Kita tukar saja hujan dengan salju disana
Pasti anak-anak senang

Ah, sebenarnya bukan begitu kan
Mungkin karena aku merindukannya ya kawan
Sejak itu, tak ada lagi sapa kawan
Makanya aku merasa dingin
Kau bertanya apakah aku merasakan pelukan dan ciumannya kawan?
Sepertinya aku lupa bagaimana rasanya..
Ah, aku benar-benar ingin mengingat semuanya
Biar aku tak dingin lagi
Dengan begitu tak usah kita tukarkan
Hujan kita dengan salju di eropa sana kawan

(tata chan, - Dingin, July 2014)

Le



Kau tau Le, aku ini bintang
Bintang yang berkejaran dengan anganku sendiri,
Bintang yang terbangun saat orang-orang senyap tertidur.

Kau tau Le..
Ada banyak orang-orang yang membuang malamnya untuk mendengkur
tapi kau harus tau, ada aku yang menemanimu
saat kau terbangun nanti

ini aku Le, si bintang yang tetap terjaga saat gulita
mungkin kau tidak melihatku saat kau sedang marah
atau tidak merasakan kedatanganku saat kau bersama orang lain
tapi kau harus tau Le, aku selalu ada untukmu
disini ataupun disana, kita tidak pernah terikat oleh waktu lagi
karena kau akan menemukanku hanya dengan memanggilku saat
orang-orang senyap tertidur

ssstt, jangan keras-keras memanggilku Le,
cukup pikirkan aku saat kau merindukanku
dan aku akan datang dengan tarian cintaku untukmu

Le, aku mencintaimu
Kau harus tau sekarang aku ini adalah bintang
Yang bisa kau lihat setiap senyap malam
Dan kita tak lagi terikat oleh jarak dan waktu

Le, meski aku cemburu
Aku cemburu karena kau nyata dan dia bersamamu itu nyata
Sedangkan aku entah, bayangan yg mungkin saja kau lupa
Bagaimana bentuk dan wajahku
Tapi aku tetaplah akan menjadi bintang Le,,
Bintang yang selalu ada untukmu
karena aku mencintaimu

(tata chan – Le, August 12, 2014)

entah sekarang?


Seperti hikayat punya kita, pertemuan yang singkat tapi sebenarnya tak benar-benar singkat. Semua tentang darimana rasa itu mulai berasal, sepotong-sepotong sampai membentuk seperti tubuhku yang mulai utuh dari sebuah kerapuhan. Aku tidak tahu darimana potongan rasa itu berasal. Mereka datang dan mengalir begitu saja sampai aku mulai terlena dan kemudian menikmatinya.
Aku sendiri menjadi terpaku diam mendengar kata yang berujung pada perpisahan. Ketika lena dan nikmat itu akan segera hilang dan hanya meninggalkan sepotong kenangan dan rasa yang tertinggal.. ah, terkadang dunia ini begitu kejam, menjadikan rasa itu seperti budak tak bergerak. Dan orang-orang tidak akan mengerti apa yang sebenarnya aku katakan, dimana wanita jahat dan dimana laki-laki baik? Aku tidak bilang bahwa aku harus menghilang atau dirinya pun harus pergi, tidak. Yang ingin aku sampaikan adalah bisakah kita menjaga rasa ini tetap utuh, jika dikemudian hari kita saling bertemu. Dan sepanjang hidup atau sebagian dari hidup, kita telah belajar dan berkaca dari masa lalu. Dan dari ini pula aku sadar bahwa dia tidak pernah melupakan dia, dia yang pernah ada untuk dirinya. Darimana aku harus memulai akan hal ini? Tersadar bahwa aku bukanlah satu-satunya orang yang merasakan kebingungan dan ketakutan. Dan jika timbal balik itu semuanya indah, apa jadinya diriku sekarang?
Ini adalah hidup tempat dimana kita tetap terus berproses.
Dan sekarang peristiwa-peristiwa telah berlalu di belakangku, aku tidak benar-benar mengerti atau memahami ini, hanya saja aku tahu kini dimana rasa yang tertinggal itu berada, berada jauh dari jiwaku sendiri. Yang tak pernah bisa benar-benar kugapai dan kumiliki. Hidup sangatlah singkat, dan kita tak pernah benar-benar yakin akan adanya keabadian bagi jiwa kita yang rapuh. Bukan aku sendiri yang seperti ini, aku yakin dirinya merasakan hal demikian. Bahwa cinta memang memikat, dan aku mencintainya dengan sepenuh hati dan jiwa. Bukan hanya sebentar seperti pertemuan kita, tidak. Aku tidak berpikir demikian karena aku adalah aku yang dia sendiri tahu isi hatiku. Aku tidak menyembunyikan betapa aku menyukainya. Tidak pernah.
Bisakah aku berbicara lantang tentang kisah kita kepada semua orang? Orang-orang yang sempat  tak percaya akan adanya kita. Dan pada akhirnya memang kita tidak sekadar bicara tentang cinta, tapi tentang mimpi dan kenyataan yang ada di depan kita dengan segala bentuk persoalannya. Lalu apakah sekarang kita hanya membuat kata untuk sepi di luar sana??
Dan ketika egoku benar-benar tak ingin dikalahkan, aku harus bagaimana. Karena saat benih perasaan dan keinginan datang, seolah ia kalah oleh kenyataan yang ada. Seperti waktu yang terlalu muak denganku, aku terus seperti ini. Ketika aku berpikir bahwa aku menjadi aneh, dan aku mulai tersiksa dengan batinku sendiri. Ya, ini bukan pertama kalinya aku seperti ini tapi entah kenapa ketika aku ingin berlari dari ketakutan dan bersembunyi aku malah terus mengejarnya. Aku mengatakan ini tidak apa-apa. Tapi sebenarnya tidak. Dimana rasa yang tertinggal itu, dan dimana posisi kita? Aku banyak bertanya ketika aku membaca, “dimanakah posisi cinta dikala hati menginginkannya, apakah cinta hanya sebuah pelampiasan dari hasrat diri dan dimanakah rasa dikala posisi cinta bergeser?” aku tak pernah benar-benar mendapatkan jawabannya.
Kerana ketika aku ingin benar-benar pergi darinya, ternyata bayangnya tidak pernah lepas dari pikiranku. Senaif ketika aku ingin merelakannya tapi sebenarnya aku tak bisa melepasnya, aku ingin bersamanya.  Bisakah yakinkan aku bahwasanya aku tidak mencintai sesuatu yang semu...??
Semuanya berlalu di depan kita, menjadi kenangan yang indah. Dan Manusia hidup memiliki keinginan, memiliki mimpi. Itulah yang menandakan manusia itu hidup. Aku benar, dia pun benar.
Aku tidak pernah sedikitpun menyesali kebersamaan kita, dan bolehkah aku berharap sedikit saja untuk tetap bisa bersama di hari kelak? Aku tidak ingin rasa-rasa yang tertinggal dalam hati kita menjadi seperti uap yang terus membumbung tinggi tapi pada akhirnya lenyap dan menghilang. Tidak seperti itu...jamin rasaku.

Life of Pie




Penting dalam hidup ini untuk mengakhiri segala sesuatu dengan semestinya. Hanya dengan begitu kita bisa merelakan. Kalau tidak, hati kita terbebani oleh penyesalan, oleh kata-kata yang mestinya diucapkan tapi tak pernah tersampaikan (h. 402)
Cinta sulit dipercaya, tanyakan pada siapa pun yang sedang jatuh cinta. Kehidupan ini juga sulit dipercaya, tanyakan pada ilmuwan mana pun. Tuhan juga sulit dipercaya, tanyakan pada siapa pun yang mempercayainya. Kenapa Anda tidak bisa menerima hal-hal yang sulit dipercaya? (h. 417)
Dunia ini bukanlah seperti yang kelihatan. Tapi sesuai cara kita memahaminya, bukan begitu? Dan dalam memahami sesuatu, kita memasukkan sesuatu ke dalamnya, bukan begitu? Dengan demikian, hidup ini juga suatu cerita, bukan? (h. 423)
Kalau nyawa kita sendiri terancam, kemampuan kita berempati jadi tumpul oleh hasrat egois yang amat sangat untuk bertahan hidup (h. 178)
Diadopsi dari tulisan Panda Surya, matahari, langit, bumi, manusia